Minggu, 06 Oktober 2013

Inilah Histori Ka'bah dari Saat ke Saat

Tercatat, 1500 SM yaitu merupakan th. pertama Ka’bah kembali didirikan. Berdua dng putranya yg taat, Ismail, Ibrahim membangun Ka’bah dari bebatuan bukit Hira, Qubays, serta tempat-tempat yang lain.

Bangunan mereka makin tinggi dari hari ke hari, serta setelah itu usai dng panjang 30-31 hasta, lebarnya 20 hasta. Bangunan awal tiada atap, hanya empat tembok persegi dng dua pintu.

Celah di di antara segi bangunan di isi oleh batu hitam besar yg di kenal dng nama Hajar Aswad. Batu ini tersimpan di bukit Qubays waktu banjir besar menempa pada saat Nabi Nuh.

Batu ini istimewa, karena didapatkan dari Malaikat Jibril. Sampai sekarang ini, jutaan umat Muslim dunia mencium batu ini saat berhaji, sebuah lelaku yg dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad.

Usai di bangun, Allah memerintahkan Ibrahim utk menyeru umat manusia berziarah ke Ka’bah yg didaulat sbg Tempat tinggal Tuhan. Dari sinilah, semula haji, beribadah akbar umat Islam di semua dunia.

Lantaran tdk beratap serta bertembok rendah, lebih kurang dua mtr., barang-barang bernilai didalamnya kerap dicuri. Bangsa Quraisy yg memegang kendali atas Mekkah beberapa ribu th. sesudah kematian Ibrahim berinisiatif utk merenovasinya. Untuk lakukan hal semacam ini, terlebih dulu bangunan awal mesti dirubuhkan.

Al-Walid bin Al-Mughirah Al-Makhzumy yaitu orang yg pertama kali merobohkan Ka’bah utk membangunnya jadi bangunan yg baru.

Pada zaman Nabi Muhammad, renovasi juga dulu dikerjakan pasca banjir besar menempa. Perselisihan nampak diantara keluarga-keluarga kaum Quraisy tentang siapakah yg layak memasukkan Hajar Aswad ke tempatnya di Ka’bah.

Rasulullah bertindak besar dlm hal semacam ini. Di dalam sebuah cerita yg populer, Rasulullah menghendaki ke empat suku utk mengangkat Hajar Aswad dengan cara berbarengan dng memakai secarik kain. Inspirasi ini sukses menghindari perpecahan serta pertumpahan darah di kelompok umur bangsa Arab.

Renovasi paling besar dikerjakan pd th. 692. Sebelum saat renovasi, Ka’bah terdapat di area sempit terbuka di dalam sebuah mesjid yg saat ini di kenal dng Masjidil Haram. Pada akhir th. 700-an, tiang kayu mesjid diganti dng marmer serta sayap-sayap mesjid diperluas, ditambah dng sebagian menara. Renovasi di rasa butuh, menyusul makin berkembangnya Islam serta makin banyak jemaah haji dari semua jazirah Arab serta sekitarnya.

Muka Masjidil Haram moderen diawali waktu renovasi th. 1570 pd kepemimpinan Sultan Selim. Arsitektur th. inilah yg setelah itu dipertahankan oleh kerajaan Arab Saudi sampai sekarang ini.

Pada penyatuan Arab Saudi th. 1932, negara ini didaulat jadi Pelindung Area Suci serta Raja Abdul Aziz yaitu raja pertama yg menyandang gelar Penjaga Dua Mesjid Suci, Masjidil Haram serta Masjid Nabawi.

Pada pemerintahannya, Masjidil Haram diperluas sampai bisa berisi kapasitas 48. 000 jemaah, sesaat Masjid Nabawi diperluas sampai bisa berisi 17. 000 jemaah.

Pada pemerintahan Raja Fahd th. 1982, kapasitas Masjidil Haram diperluas sampai berisi satu juta jemaah. Renovasi ketiga usai pd th. 2005 dng tambahan sebagian menara. Pada renovasi ketiga ini, sejumlah 500 tiang marmer didirikan, 18 gerbang tambahan juga di buat. Diluar itu, beragam perangkat moderen, seperti pendingin hawa, eskalator serta sistem drainase juga ditambahkan.

Sekarang ini, pada saat kepemimpinan Raja Abdullah bin Abdul-Aziz, renovasi ke empat tengah dikerjakan sampai th. 2020. Gagasannya, Masjidil Haram dapat diperluas sampai 35 %, dng kapasitas luar mesjid bisa menyimpan 800. 000 sampai 1. 120. 000 jemaah. Bila rampung, sisi dlm Masjidil Haram akan menyimpan sampai dua juta jemaah.

Banjir Ka’bah

Bencana alam yg barangkali kerap berlangsung di lokasi Mekkah yaitu banjir. Paling besar sudah pasti pada saat banjir bandang Nabi Nuh. Saat itu semua bangunan Ka’bah runtuh. Banjir juga berlangsung berapa kali di saat Nabi Muhammad. Sepeninggalnya, pada saat Khalifah Umar bin Khattab, banjir mengakibatkan kerusakan dinding-dinding Ka’bah.

Di antara banjir yg pernah terdokumentasikan yaitu banjir besar pd th. 1941. Di dalam gambar yg dipublikasikan dengan cara luas, tampak sisi dlm Masjidil Haram terendam banjir sampai hampir 1/2 tinggi Ka’bah.

Di sebagian area juga meraih leher orang dewasa. Banjir-banjir inilah yg setelah itu bikin sebagian tiang mesjid yg terbuat dari kayu jadi lapuk serta rapuh. Kerajaan Saudi terpaksa mesti lakukan perbaikan berapa kali utk menangani hal semacam ini.

Banjir kerap berlangsung di Mekkah lantaran letak geografis kota tsb yg diapit sebagian bukit. Hal semacam ini jadikan Mekkah ada di dataran rendah yg letaknya seperti mangkok. Air hujan tdk bisa bisa gampang diserap oleh tanah, mengingat tempat Timur Tengah yg tandus. Alhasil banjir dapat berjalan sepanjang sebagian lama. Ditambah lagi, sistem drainase saat itu tdk sebaik saat ini.

Tak hanya banjir, beragam insiden pertumpahan darah tercatat dulu mewarnai histori Masjidil Haram. Dimulai dari zaman sebelum saat Nabi Muhammad lahir sampai ke zaman moderen di era ke 20. Sebagian insiden tsb disudahi dng kemenangan beberapa penguasa Ka’bah.

Serangan Gajah

Serangan pada Ka’bah yg paling populer berlangsung pd th. 571 Masehi, th. kelahiran Nabi Muhammad. Saat itu, sejumlah 60. 000 pasukan gajah yg di pimpin oleh Gubernur Yaman, Abrahah, merencanakan menyerbu Mekkah serta menghancurkan Ka’bah.

Negara Yaman yaitu di antara negara Kristen besar saat itu. Sebuah gereja besar yg indah didirikan pd pemerintahan Raja Yaman, Habshah. Gereja tsb bernama Qullais. Abrahah sbg pembina gereja bersumpah dapat memalingkan pemujaan warga Arab dari Ka’bah di Mekkah ke gerejanya di Yaman.

Alkisah, mendengar hal semacam ini, seorang Arab dari qabilah Bani Faqim bin Addiy tersinggung setelah itu masuk ke dlm gereja serta buang hajat didalamnya. Abrahah marah luar biasa serta bersumpah dapat meruntuhkan Ka’bah. Berangkatlah dia beserta tentara terkuatnya, menunggang 60. 000 ekor gajah.

Tak ada satupun kemampuan kabilah Arab Saudi yg dapat menandingi kemampuan beberapa puluh ribu tentara gajah tsb. Menurut komando dari kakek Muhammad, Abdul Mutalib, beberapa masyarakat Mekkah mengungsi ke puncak-puncak bukit di sekitar Ka’bah. Berangkatlah rombongan tentara Abrahah menuju Ka’bah, akan menghancurkan bangunan mulia tsb.

Menurut cerita, laju tentara gajah terhenti disebabkan serangan dari beberapa ribu burung Ababil. Burung-burung ini membawa tiga butir batu panas di ke-2 kakinya serta paruhnya. Dilepaskannya batu-batu tsb diatas tentara gajah. Batu yg konon datang dari neraka itu menembus daging beberapa tentara serta gajah-gajah mereka. Sebuah tafsir menyampaikan burung-burung itu membawa penyakit cacar yg mengakibatkan beberapa tentara Abrahah tewas disebabkan bisul yg benar-benar panas.

Inilah penyebab, th. penyerangan tentara Abrahah ke Mekkah diberi nama sbg Tahun Gajah. Cerita ini juga tertulis jelas di surat Al Fiil di kitab suci Al-Quran. “Dia kirim pada mereka burung yg berbondong-bondong, yg melempari mereka dng batu dari tanah yg terbakar, lalu Dia jadikan mereka seperti daun-daun yg dimakan (ulat). ” (Al Fiil : 3-4).

Bentrok dng Iran

Di zaman moderen, insiden paling kerap yaitu bentrok aparat keamanan Arab Saudi dng beberapa demonstran asal Iran. Hadirnya beberapa demonstran adalah perintah dari pemerintah Iran supaya beberapa jemaah haji Iran mengemukakan protes pada kerajaan Saudi.

Kerusuhan terparah berlangsung pd 31 Juli 1987 yg menewaskan 401 orang. Diantaranya yaitu 275 warga Iran, 85 warga Arab Saudi, serta 42 jemaah haji asal negara lain. Sejumlah 643 orang terluka, umumnya yaitu jemaah haji Iran.

Perseteruan pada Arab Saudi dng Iran telah berjalan relatif lama. Diawali waktu Muhammad bin Abdul Wahhab, ulama Salaf kenamaan Arab Saudi, memerintahkan penghancuran sebagian makam yg dikultuskan umat Islam di Hejaz, terhitung makam ulama Syiah Al-Baqi, pd th. 1925.

Tindakan ini tdk ayal bikin marah pemerintahan serta rakyat Iran yg sebagian besar Syiah. Ketegangan juga diawali, Iran menyerukan penggulingan pemerintahan di Arab Saudi serta melarang semua warga Iran pergi haji pd th. 1927.

Kemelut jadi tambah kronis sesudah pd th. 1943, pemerintah Arab Saudi memenggal kepala seorang jemaah haji Iran lantaran membawa kotoran manusia di bajunya ke dlm Masjidil Haram di Mekkah.

Iran protes keras serta melarang warganya pergi haji sampai th. 1948.

Dari waktu itu, demonstrasi jemaah haji Iran terus dikerjakan di Mekkah. Ini berkat imbauan Ayatullah Khomeini pd th. 1971 yg memerintahkan tiap-tiap jemaah haji Iran utk berhaji sembari mengemukakan pandangan politik mereka pada pemerintah Arab Saudi. Beberapa jemaah Iran menyebutkan demonstrasi ini dng nama “Menjaga Jarak dng Beberapa Musryikin. ”

Pada th. 1982, kondisi ke-2 negara pernah tenang. Khomeini memerintahkan rakyatnya melindungi ketertiban serta perdamaian, tdk menyebarkan pamflet-pamflet propaganda, serta utk tdk mengkritik pemerintahan Arab Saudi.

Sbg balasannya, kerajaan Arab Saudi membebaskan jemaah haji Iran utk kembali berhaji. Pada mulanya, Saudi membatasi jumlah jemaah haji asal Iran utk hindari konflik.

Kemelut kembali berlangsung pd Jumat, 31 Juli 1987. Beberapa jemaah haji Iran lakukan pawai protes menentang beberapa musuh Islam, yakni Israel serta Amerika Serikat, di kota Mekkah. Saat hingga di depan Masjidil Haram, mereka diblokir oleh aparat keamanan Arab Saudi, tetapi mereka terus memaksa masuk.

Bentrokan berdarah setelah itu berlangsung yg menyebabkan kondisi kacau dng sebagian orang terinjak-injak oleh massa yg panik.

Ada sebagian versus penyebab kematian beberapa ratus orang pd insiden ini. Pemerintah Iran menyampaikan, aparat keamanan Saudi melepas tembakan ke arah demonstran damai, sesaat Arab Saudi menyampaikan bahwasanya korban tewas disebabkan terjepit serta terinjak jemaah yg panik. Disebabkan hal semacam ini, jalinan ke-2 negara kembali renggang serta pemerintah Arab Saudi kembali mengaplikasikan pembatasan jemaah haji Iran.